Referensi Pasar Wisata di Indonesia
MALANG – Di Indonesia, tidak hanya wisata alam, sejarah dan juga kuliner saja. Namun, ada keunikan lain, yakni pasar wisata. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang terletak di kawasan tertentu dan memiliki keunikan tersendiri. Apa saja?
- Pasar Klewer
Pasar ini terletak di Solo, sejarahnya, Pasar Klewer bermula dari para pedagang yang menjual dagangannya dengan cara membawanya di atas bahu, sehingga banyak dagangannya yang berjatuhan. Dalam istilah Jawa sering disebut “kleweran”. Pasar ini letaknya bersebelahan dengan Keraton Surakarta yang menjual berbagai jenis batik.
Mulai dari daster, blangkon, baju maupun celana dapat dengan mudah kalian jumpai dengan harga yang terjangkau.
- Pasar Senen
Pasar ini merupakan pasar tertua di Jakarta yang dibangun pada tahun 1735 dan awalnya beroperasi pada hari Senin saja.?Pasar ini dikenal dengan sentra pakaian bekas, onderdil kendaraan bermotor sampai pasar kue yang berlangsung malam hingga subuh.
- Pasar Sukawati
Pasar ini terletak di Bali dan menjual barang dengan harga yang sangat murah. Jika ingin mengunjungi pasar ini, disarankan untuk datang pada pagi hari karena saat pagi hari pasar Seni Sukawati masih sepi sehingga kalian dapat leluasa untuk tawar menawar harga.
Selain itu, menurut kepercayaan orang Bali, jika tokonya baru dibuka dan sudah ada yang membeli maka tokonya akan laris pada hari itu.
- Pasar Beringharjo
Pasar ini terletak di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Nama “Beringharjo” dicetuskan oleh Sultan Hamengku Buwono IX karena kawasan ini dulunya hutan beringin. Pasar ini menjual aneka batik, kerajinan serta kuliner khas Jogja seperti gudeg, pecel, gethuk dan masih banyak lagi.
- Pasar Apung
Pasar tradisional ini masih sangat dijaga kelestariannya di Kota Banjarmasin. Setiap pagi hari, terdapat aktivitas jual beli antara pedagang dan pembeli yang mana dikenal sebagai pasar Terapung di Sungai Kuin. Banyak wisatawan yang berkunjung ke sungai Kuin hanya untuk menikmati ramainya pasar Terapung yang unik ini. Di pasar ini para pedagang menjajakan dagangannya dengan menggunakan perahu kayu yang disebut ‘Jukung’.